[English]
Masih dari obrolan dengan Pak Brotoseno.
Kami membicarakan tentang kontemplasi. Kami membicarakan tentang rasa syukur. Berkontemplasi tentang sebegitu banyak yang telah kita terima dari siapa pun, dan dari apa pun di alam ini.
Lihat hal yang tampak jelas. Orang-orang yang secara eksplisit dan langsung telah memberi kepada kita. Orangtua kita. Guru kita. Teman kita. Sponsor kita.
Lihat hal-hal yang tidak terlalu eksplisit. Sepiring nasi yang tengah kita makan. Petani yang bekerja keras menumbuhkannya. Orang-orang yang membantu menuai. Orang yang menyediakan pupuk. Orang yang membeli beras dari petani. Orang yang memindahkan beras sampai ke toko. Orang yang menjual beras. Orang yang membeli beras. Orang yang menanaknya untuk kita. Orang yang menyediakan nasi ini di depan kita.
Itu baru nasi. Lihat makanan lain yang kita makan, lihat perangkatnya, piring, sendok garpu, tempat duduk, meja, lampu, dan atap yang menaungi kita. Berkontemplasi atas proses yang sama. Dan orang-orang yang menemani kita menikmati makanan ini.
Lihat lebih jauh dari sekedar manusia. Udara yang kita hirup. Segarnya air untuk mengatasi dahaga. Burung-burung di sekitar. Bunga-bunga. Semua merupakan kenikmatan sendiri buat indra kita.
Lihat betapa banyaknya yang telah kita terima.
Jadi ketika kita melakukan sesuatu buat orang lain, kita tidak melihatnya seperti mereka berhutang kepada kita. Kita tidak melihat kita telah berjasa bagi mereka.K
Karena mereka sudah melakukan dan memberikan banyak kepada kita.Jauh lebih banyak. Lihat tindakan kita sebagai ungkapan rasa terima kasih, sebagai balas jasa kepada mereka, orang-orang di sekitar kita, kepada masyarakat dan kepada alam.
Tentu ada orang-orang atau peristiwa yang menimbulkan rasa sakit atau amarah dalam diri. Tapi kalau kita mulai melihat betapa banyaknya orang yang telah berjasa pada kita, betapa kita telah menerima begitu banyak, kita mulai memahami, bahwa jumlah orang yang telah memberi jauh lebih banyak ketimbang orang-orang yang menimbulkan rasa sakit dan amarah. Jumlah itu menjadi insignifikan.
Bersyukur. Mulai lakukan sesuatu. Apapun itu.
Tuesday, August 14, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment