Wednesday, March 21, 2007

Pas!

Waktu makan siang buat saya sering berarti makan siang dengan cepat, diikuti ngopi berlama-lama.

Saat saya makan bekal saya dari rumah di kantor dan setelah itu setengah bergegas turun ke taman di kawasan kantor saya. Terus saya duduk di situ. Baca buku. Memandang orang berlalu-lalang.

Minggu lalu saat saya sedang duduk-duduk di tempat ngopi langganan saya, saya menyadari: Rasanya tidak ada gedung kantor yang lebih pas buat saya. Atau bahkan, mungkin tidak ada pekerjaan yang lebih pas buat saya. Untuk titik ini dalam kehidupan saya.

Saya merasa saya lumayan memahami apa yang saya harus lakukan dalam pekerjaan ini -- saya sudah mengerjakan hal yang kurang lebih sama delapan tahun belakangan ini. Saya bisa pulang jam lima sore, atau malah kurang. Hubungan dengan teman kantor baik (moga-moga mereka merasa hal yang sama). Saya bisa memperluas jaringan.

Dan ini. Gedung kantor dengan taman dan tempat ngopi dengan kursi di taman. Ck ck.

Saya tidak tahu sudah berapa kali saya mengatakan ini, tapi saya ingin mengatakannya lagi. Terima kasih.

Meditasi berjalan

Minggu sore, hampir maghrib. Baru selesai makan siang sama segerombolan teman lama, dilanjutkan waktu ngopi dengan seorang teman lainnya. Kami berpisah. Tapi saya masih tidak ingin pulang.

Tidak ada yang salah sebenarnya dengan rumah saya. Tapi ada lah saat-saat seperti itu, ya gak? Saat kita ingin berputar-putar tanpa ada tujuan. Sendiri, hanya bersama badan (dan jiwa) ini. Pikiran membisu. Begitu pula mulut. Terlalu lelah untuk bergerak. Apalagi berucap.

Terlalu banyak yang simpang siur di kepala ini. Hal-hal yang tidak terlalu ingin terbagi dengan orang lain. Entah tidak bisa. Atau tidak ingin.

Jadi saya berputar-putar sendiri di tengah kota. Dan saya 'ditraktir' dengan keindahan tenggelamnya matahari. Matahari khas kota besar. Tetap saja cantik. Dan berhasil menghadirkan senyum di wajah ini.

Cantik. Saya sih nggak keberatan kalau kamu yang menemani saya.

Sarapan yang menyenangkan

Hari raya di Indonesia -- Nyepi. Rasanya semua orang buru-buru melarikan diri dari ibukota ini. Keluargaku? Ibu, abang, kakak dan aku pun pergi sarapan di warung kopi dekat rumah kami. Santai. Senang. Hangat.

Terasa akrab sekali pagi itu. Layaknya sebuah keluarga. Terima kasih ya.

Thursday, March 15, 2007

Perubahan yang begitu cepat

Hari ini Jakarta begitu cerah. Kemarin pagi dan siang pun, Jakarta cerah.


Kemudian, sekitar jam 5 sore, langit tiba-tiba berubah.


[foto: Harian Kompas]


Saat itu saya tengah menunggu kendaraan, setengah mengomel kenapa lama sekali datangnya. Jadi saya 'terpaksa' berdiri terpaku di tempat saya, memandangi langit kawasan Timur Jakarta.

Saya benar-benar terpaku di situ, memandangi gulungan awan hitam mendekat ke tempat saya berada. Cepat sekali. Langit yang cerah tiba-tiba menjadi gelap. Sangat gelap. Gelap yang mengerikan.

Dalam perjalanan pulang, tercetus dalam pikiran saya, mungkin keterpaksaan saya untuk berdiri memandang perubahan langit yang begitu drastis itu bukanlah suatu kebetulan.

Keharusan menunggu kendaraan yang tidak kunjung datang itu hanyalah alasan logis untuk memaksa saya berdiri di situ, tanpa punya pilihan selain memandangi langit dan perubahannya. Dari cerah menjadi gelap.

Layaknya kini saya berdiri terpaku memandang perubahan yang tengah terjadi di tanah air saya.

Tuesday, March 13, 2007

Lumpur Sidoarjo

Katanya gambar itu bisa berbicara layaknya seribu kata. Silakan bercakap-cakap.




Gimana caranya kamu masih dapat berjalan di atas muka bumi ini dengan kepala tegak?


[pics courtesy of Efrulwan, Surabaya]

Thursday, March 08, 2007

Senang

Sebenarnya saya tidak punya alasan kuat untuk menaruh foto dua ponakan saya ini. Cuma senang aja. Liat ekspresi mereka. Bahagia sekali tampaknya. Gemes.

Sebenarnya sih, itu pun alasan yang cukup kuat ya.

Leyeh-leyeh bareng ibu

Teman-temanku ngajak hang-out malam ini. Tapi aku gak mau. Aku cuma ingin pulang.

Pagi tadi aku mikir mau ke gym setelah kantor. Tapi berubah pikiran. Aku cuma ingin pulang.

Aku nganter beberapa teman ke hotel mereka. Mereka nanya mau mampir dulu gak. Aku gak mau. Aku cuma ingin pulang.

Entah kenapa, aku cuma ingin cepat pulang. Untuk leyeh-leyeh bareng ibuku.

Wednesday, March 07, 2007

Posko Garuda untuk Kecelakaan di Yogya

POSKO GARUDA INDONESIA
AIRPORT

487880/487882/ 484261
081 328 180 019 (BPK. LARAS WIDHYO)
0817 469 271 (BPK. SENTOT)
0817 277 345 (BPK SONNY)

INFORMASI KORBAN DAPAT DICEK JUGA DI:
1. RS. AKADEMI ANGKATAN DARAT (AAU) - BLOK O - LANUD ADISUTJIPTO
2. RS. PANTI RINI (Ph. 0274 - 497 206 ) - RINGISAN KALASAN