[English]
Sekarang sudah bulan September. Pada tanggal 17, saya akan ke Skotlandia untuk mengikuti program enam bulan di sebuah sekolah bernama Beshara.
Perjalanan di bulan-bulan mendatang kehidupan saya dimulai dengan salah satu kelokan tak terduga dalam hidup saya. Saya diperkenalkan ke kelompok Beshara di Jakarta tahun lalu.
Saya menghadiri program akhir pekannya dan saya akui bahwa saya tidak langsung nyambung dengan mereka. Namun ada sesuatu yang terus menerus menarik saya ke kelompok itu. Saya nurut saya, mungkin atas nama penasaran.
Awal tahun ini, saya kembali mengikuti program akhir pekan Beshara. Di penghujung acara, saya ngobrol-ngobrol santai dengan salah seorang fasilitatornya.
Saya bertanya apakah mungkin bagi saya untuk mendapatkan beasiswa guna mengikuti program di sana. Beliau menjawab, "Coba saja email direktur sekolahnya." Pernyataan yang demikian sederhana.
Hebatnya, proses selanjutnya pun sama sesederhananya. Saya tak 'mengacuhkan' jawaban beliau, hingga seminggu kemudian entah apa yang menggerakkan saya. Saya pikir, ya sud, kenapa tidak. Toh saya tidak akan rugi atau kehilangan apa-apa dengan mengemailnya.
Lantas, saya email sang direktur sekolah. Beliau pun menjawab. Ya. Ya??!?!? Saya SMS beberapa teman, mem-forward email itu, dan bertanya ke mereka apakah saya telah memahami email ini dengan benar. Iya, kata mereka. Wah.
Beberapa teman (berulang kali) bertanya bagaimana saya bisa dapat beasiswa itu, atas dasar apa. Satu-satunya jawaban yang dapat saya berikan adalah: “Mungkin, kita hanya perlu bertanya.” Jawaban pasrah karena saya tak tahu harus bernalar seperti apa lagi. Tak perlu.
Dan sisa cerita pun bergulir dengan sendirinya. Saya menerima email tersebut bulan Maret tahun ini. Hidup terus mengalir. Sekarang kita sudah di bulan September. Dua minggu dari sekarang, insya Allah saya akan berada di Skotlandia.
Skotlandia. Kawasan yang sangat dekat di hati saya. Para sahabat dan keluarga saya tahu betapa saya telah jatuh cinta pada tempat itu.
Jadi ketika mereka mendengar saya akan ke Skotlandia, mereka hanya memberikan dua komentar: “Memang sudah digariskan” dan “Oh, mau pulang kampung.”
Iya, saya pun merasa saya akan pulang kampung. Saya akan pulang, dari satu rumah ke rumah yang lain. Memang sudah digariskan. Saya sekedar menjalani.
Kalau kamu ke sana--dan kamu ke sana bersama saya, saya yakin kamu akan dapat melihat apa yang saya lihat, dan merasa apa yang saya rasa. Mungkin kemudian kamu akan mengerti kenapa.
---
Saya terjaga pagi ini dengan sebuah SMS dari seorang teman: “Mudah-mudahan semua upaya baik bisa membimbing jiwa kepada pencerahan sejati, sekalipun itu bukanlah jalan yang mudah.”
Saya tahu. Kamu tahu. Yang lain tidak. Tarik napas dalam.
Gambar diambil dari Beshara, Stirling Uni, and Gettyimages.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment