Tuesday, June 03, 2008

Tentang kerja lepas (freelancing)

[English]
Tiga tahun lalu, saya bertemu dengan orang yang luar biasa ini. Pertemuan pertama saya dengannya, walau tampak demikian kebetulan, seperti yang dengan indah ia ungkapkan, "sama sekali bukanlah kebetulan. Lebih merupakan pertemuan bahagia antara dua teman lama yang sudah sekian tahun tak bertemu.”

Sekitar tiga bulan lalu, dia bertanya tentang kerja lepas (freelancing). Kemarin saya menerima berita gembira darinya bahwa dia sudah mengambil langkah menjadi seorang pekerja lepas. (Tolong dicatat, ini sama sekali bukan dorongan buat kamu untuk melakukan hal yang sama. Minimal, tidak sekarang. Belum waktunya).

Kami setuju bahwa kerja lepas bukanlah reaksi kami terhadap perasaan bahwa sesuatu yang berharga dari kami telah dicuri. Kerja lepas adalah tentang merancang ulang hidup kita agar sesuai dengan prioritas serta menerapkan prinsip hidup dalam suatu tatanan terbaik yang mampu kita lakukan.

Kami percaya bahwa kalau kita mengikuti panggilan itu dan menapaki jalan spiritual ini, maka alam semesta akan bekerja sama untuk membuka pintu buat kita. Semua akan mengalir secara alami bagi kita yang mengikuti panggilan jiwanya.

Kalau tidak, maka keresahan itu akan selalu ada.

Bagaimana kita bisa tahu kalau kita sudah siap atau memang dirancang untuk menjadi seorang pekerja lepas? Kalau kita masih memiliki pertanyaan itu, mungkin kita berarti belum siap. Kita melakukannya karena kita melakukannya. Tidak terlalu dipikirkan apa penyebab spesifiknya.

Ketika alam bawah sadar kita atau sesuatu di dalam diri ini tahu bahwa memang itu hal yang harus kita lakukan. Semua mengalir begitu saja. Itulah jalan kita dan (sementara ini) kita tidak melihat jalan lain. Ini adalah alasan terbaik. Satu-satunya alasan yang ada.

Tentunya, kerja lepas memang membutuhkan rasa stabilitas dan kepercayaan diri untuk memulainya. Setelah itu, semua berkisar tentang disiplin diri, upaya terus menerus untuk memperluas jaringan, meningkatkan kemampuan diri, serta memasarkan diri sendiri.

Tidak ada lagi yang menjaga atau mengawasi kita. Tidak ada yang mempromosikan kita selain diri kita sendiri. Kita dituntut untuk mandiri. Pada saat yang sama, kita perlu memberikan keleluasaan yang cukup pada diri ini untuk beristirahat, bersantai dan menikmati hidup.

Di suatu titik dalam kehidupan kita, kita terpanggil untuk melakukan apa yang harus kita lakukan semasa hidup. Beberapa di antara kita mendengar dan memenuhi panggilan itu. Ketika kita melakukannya, semua akan mengalir secara alami.

Di titik lain setelah itu, hidup, kerja dan spiritualitas menyatu. Pada saat itu, spiritualitas menjadi profesi seumur hidup dan satu-satunya, yang secara konsisten kita terapkan dalam kehidupan kita. Betapa indah kalau ini telah terjadi.

Saran terbaik yang ada, adalah untuk percaya. Believe.

Izinkan saya untuk mengutipmu, "Mempraktekkan Dharma Buddha bagiku bukanlah sekedar suatu kegiatan untuk mengisi diagram "suatu hari dalam kehidupan." Bagiku ini adalah profesi seumur hidup yang harus diterapkan untuk menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi aku bertekad untuk memiliki kebebasan waktu untuk menerapkan hal tersebut, untuk membantu makhluk lain, dan memiliki uang secukupnya untuk biaya hidup sehari-hari dan sedikit tabungan jika dibutuhkan.”

Penuturan yang indah, seperti biasa. Saya berharap kamu menyimpannya baik-baik di hati. Dan mengingatnya pada saat hidup terasa agak sulit atau ketika keraguan melanda. Suatu kehormatan dan kebahagiaan bagiku untuk bertemu dan berteman denganmu.

No comments: