Tuesday, November 20, 2007

Serpihan dari alam semesta

[English]
[Pada suatu waktu, teman saya Hanny dan saya sendiri sedang mengalami kemacetan dalam menulis. Lantas kami memutuskan untuk saling menulis di blog yang lain -- saya tulis di blog Hanny, Hanny tulis di blog saya.

Jadi, teman-teman, berikut adalah tulisan blogger tamu pertama saya, Hanny, blogger yang situsnya mungkin merupakan satu-satunya situs blog yang secara rutin saya kunjungi.]

Dear Eva,

Saya tidak tahu apa-apa mengenai spiritualitas, meditasi, yoga, atau hal-hal indah lainnya yang dekat di hatimu. Tetapi, sebagaimana telah kita sepakati, mari memerankan Athena dalam The Witch of Portobello, dan saya akan mulai bercerita tentang hal-hal yang tidak saya ketahui sama sekali...

Sekitar setahun yang lalu, tiba-tiba saja, saya memutuskan untuk menggunakan kata 'splinters' ketika saya tidak ingin mencantumkan nama asli dalam tulisan-tulisan saya. Saya jatuh cinta pada kata itu semasa SMU, ketika saya menemukannya di dalam sebuah puisi oleh Edith Sodergran, The Stars.

Edith adalah penyair yang memperkenalkan modernisme Finland-Swedish dengan rima bebas dalam puisi-puisinya, dan tidak menerima banyak pujian atau perhatian semasa hidupnya, tetapi kini ia dipandang sebagai salah satu penyair terkemuka Finlandia.

Apakah menurutmu Edith terlalu maju dari masanya?
Apakah menurutmu ia menyerupai Athena-nya Coelho dalam The Witch of Portobello?

Terlepas dari itu, saya tidak ingin menganggap hal ini sebagai sebuah kebetulan, tetapi jika kamu mencari kata 'splinter' di dalam kamus, kata itu berarti "a small, thin, sharp piece of wood, glass, or similar material broken off from a larger piece" atau "kepingan / serpihan kecil, tipis, atau tajam dari kayu, kaca, atau materi sejenis yang terpisah/terpecah dari kepingan yang lebih besar".

Bagaimana jika kepingan yang lebih besar itu adalah semesta, Eva? Bagaimana jika saya adalah serpihan dari semesta? Bagaimana jika kita semua adalah serpihan dari alam semesta ini? Bukankah kita memang demikian adanya?

Jadi kini tidaklah sulit untuk membayangkan bahwa kita terhubung satu sama lain dengan suatu cara; bahwa kita mampu melakukan hal-hal yang mulia, bahwa pemikiran kita sangatlah magnetik dan mampu menarik hal-hal yang kita cintai semakin dekat kepada kita, bahwa kita mampu untuk mengupas rahasia semesta, satu demi satu setiap waktu.

Dan ini, Eva, inilah yang saya sebut spiritualitas.

Sesuatu yang telah ada di dalam diri kita semenjak lahir, mengaliri nadi kita dan memacu jantung kita; tetapi kita tetap mencarinya dalam perjalanan-perjalanan yang panjang dan melelahkan itu, hanya untuk mengetahui bahwa sebenarnya kita tidak pernah kehilangan apa-apa.

H.

[Saya gak ubah satu kata pun dalam tulisanmu Han. Karena memang tidak perlu.

Sudah cantik. Sebagaimana biasa.
]

No comments: