Foto keluarga sebelum Ramadhan. 31 Agustus 2008. Gak heran saya demikian mencintai mereka
Tempat saya berbagi cerita mengenai kejadian di sekitar kita yang telah menggugah hati saya. Tempat saya menuangkan kekagumanku terhadap semua pihak yang telah meluangkan waktu membantu orang lain atau makhluk lain. Tempat saya menuliskan ide sederhana mengenai bagaimana kita bekerja sama. Wujud keinginan melihat dunia yang lebih nikmat untuk kita tinggali bersama. Seraya berharap saya dapat bermanfaat buat yang lain. Walau hanya seuluran tangan.


Malam itu adalah malam terakhir saya di Pacung untuk TB2. Hari berikutnya adalah saat kami menyudahi masa hening, hari-hari meditasi pun akan berakhir, dan saya akan melanjutkan perjalanan.



Lihat gambar di kiri ini? Gambar yang saya ambil ketika saya sedang bermeditasi dengan Bali Usada di Pacung, Bali.
Tahukah Anda kalau ulat harus menemukan jalan keluarnya sendiri dari kepompongnya untuk menjelma menjadi kupu-kupu?
Perbincangan berlangsung. Saya ceritakan padanya apa yang menjadi tantangan saya selama bermeditasi.
Tiga hari pertama dalam Tapa Brata saya merupakan [berhenti sejenak, mencari istilah positif untuk memaparkannya] 'yang paling kurang menyenangkan’ bagi saya.
Saya melakukan semua shalat dan doa saya. Saya menjalani latihan yoga saya. Saya berjalan mengelilingi taman untuk meregangkan otot-otot yang kaku. Saya bahkan dengan rapinya melipat selimut, pashmina dan jaket saya setiap kali selesai satu sesi meditasi. Saya berjanji pada diri untuk tersenyum setiap kali saya memulai dan menyudahi meditasi.
Tahap kedua dari perjalanan: 11 hari meditasi Tapa Brata II (TB2), dikelola oleh Bali Usada, di Pacung (dimana pun itu di Bali. Geografi memang tidak pernah menjadi salah satu kekuatan saya).
Seperti biasa, orang-orang di sekitar selalu menarik perhatian saya. Apalagi yang ini. Sekumpulan orang yang tidak sekedar ingin iseng mencoba-coba bermeditasi untuk pertama kalinya.
Saya suka sekali kamar ini.
Selain itu, dan ini yang paling ok, kamar ini menghadap jalan kecil yang harus dilalui oleh semua orang ke kelas yoga atau kemana pun. Dilengkapi dengan teras depan cantik, saya merasa memiliki rumah mungil menyenangkan yang menyambut setiap teman atau tamu yang kebetulan lewat.
Saya tengah duduk diam menatapi tarian Kecak malam itu. Saya melihat teman-teman non-Indonesia saya mengagumi gerakan tarian Kecak yang demikian dinamis. Tapi saya tidak. Saya lupa sudah berapa kali saya menonton tarian ini.
Email ke seorang klien seminggu sebelum saya berangkat ke Bali: "Hai. Sekedar mengingatkan. Saya akan pergi ke Bali dalam waktu seminggu. Apakah Mbak masih membutuhkan bantuan saya? Kalau ya, bolehkah kita selesaikan semua sebelum saya pergi?”
Juli lalu, saya mengikuti kursus lima hari Iyengar Yoga bersama Ann Barros. Ini kali ke-dua saya mengikuti kelasnya.
Saya sangat menyukai kelas-kelas Iyengar. Tradisi Iyengar memberikan perhatian khusus pada presisi (saya banget gak sih☺) dan keselarasan dalam setiap posturnya.
Kami tinggal di penginapan Kebun Indah. Saya menempati sebuah kamar yang sangat menyenangkan dan bertemu beberapa teman yang sama menyenangkannya.
Saya menapaki jalan-jalan alternatif di Ubud dan tetap bisa merasakan betapa mengagumkannya mereka.
Saya menyadari bahwa telah lama saya tidak berjalan-jalan sendiri. Kangen pengalaman itu.
Maafkan bila aku tak dapat hadir pada salah satu hari terpenting dalam hidupmu.