[English]
Tuntas sudah. Akhir dari rangkaian perjalanan saya kali ini. Besok, kerja (sebagai seorang profesional dalam bidang komunikasi) dimulai kembali. Perjalanan tiga minggu yang luar biasa.
Beberapa minggu lalu, ketika saya membeberkan jadwal perjalanan saya—yoga, meditasi, pelatihan penyembuhan, ketemuan dengan orang, empat-bahkan-lebih-lokasi di tiga negara dalam kurun waktu tiga minggu, dia berkata "cepat sekali hidupnya.”
Saya tidak pernah berpikir seperti itu hingga saat teman saya berkata demikian. Suatu sudut pandang yang cukup valid. Kalau Anda melihat jadwal saya, maka hidup saya ini tampak berjalan sangat cepat dari satu titik ke titik lain.
Namun menariknya, di setiap titik, hidup tersebut seperti melambat hingga ke tingkat yang tampak tidak bergerak sama sekali. Hidup ini berjalan lambat di tiap titik. Hidup telah memanfaatkan waktu yang dimilikinya dan menikmati proses yang dijalaninya.
Kini hidup sama sekali tak tampak berjalan cepat. Tidak lagi.
Hidup dengan ringan pindah dari satu titik ke titik lain, namun saya tahu bahwa ia menyimak setiap detik yang dilewatinya--mencelupkan diri dalam pengalaman yang diberikan oleh tiap node petualangan, menikmati proses, dan menyambut setiap pelajaran yang dihadiahkan oleh alam.
Melepaskan, menikmati, dan menyambut tampak menjadi kata-kata kunci dari episode perjalanan kali ini.
Rasa terima kasih saya haturkan pada guru-guru dan teman-teman saya. Dan Tuhan. Dan keluarga saya tercinta. Dan--walau terdengar aneh--kepada diri yang telah mengizinkan proses ini berlangsung.
Saat saya menulis catatan akhir ini, sebuah kalimat dalam buku yang saya terima dari seorang teman seperjalanan beresonansi dalam ruang kepala: “Compassion for others begins with kindness to ourselves. --- Rasa kasih terhadap makhluk lain dimulai dengan kebaikan dan kelembutan terhadap diri sendiri.”
PS: Kangen juga dengan dirimu. Um, beneran.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment