[English]
Saya tidak ingat kapan terakhir kali seorang guru (atau atasan) saya begitu antusias terhadap apa yang saya lakukan, bahkan lebih antusias dari saya sendiri. Itu yang saya rasakan ketika saya berbincang dengan guru meditasi Bali Usada saya Pak Merta ada di hari ketiga TB2.
Saya menghampiri terasnya. Begitu beliau melihat saya mendekati, Pak Merta Ade bangkit dari duduknya dan dengan senyum lebar dia menatap mata saya dan menjabat erat tangan saya. “Saya senang sekali Eva ikutTB2. Eva sudah ikut TB1 dan sekarang TB2. Bagus. Bagus sekali," ujar beliau dengan semangat. Saya merasa tersanjung.
Perbincangan berlangsung. Saya ceritakan padanya apa yang menjadi tantangan saya selama bermeditasi.
Saya katakan betapa saya merasa tidak nyaman setiap kali berusaha merasakan keenam karakteristik elemen tanah di tubuh ini.
Say bilang setiap kali saya berada di tahap tanah, saya cepat-cepat beranjak dari satu karakteristik ke karakteristik berikutnya.
Pak Merta mengulas, “Itu berarti Eva sudah cukup sensitif untuk merasakan elemen tanah. Kemudian kalau Eva merasa sudah siap, Eva bisa coba bertahan di situ sedikit lebih lama, merasakan sensasi yang timbul dan mengamati perubahan yang terjadi, bahwa semua akan berubah cepat atau lambat.”
Saya kagum betapa beliau dapat mengatakan semua itu secara positif. Pak Merta tidak memarahi saya karena berusaha untuk menghindari segala ketidaknyamanan itu dan bilang kalau "kamu salah. Itu bukan cara yang seharusnya kamu lakukan. Jangan lemah gitu. Hadapi rasa sakit dan ketidaknyamanan itu.”
Sebaliknya, beliau menggunakan kata-kata “Kalau Eva merasa sudah siap." Tidak ada satu kata pun yang bersifat penilaian berlebihan atau negatif dalam kalimat-kalimatnya.
Karena itu beliau adalah guru dan saya muridnya ☺
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Really great blog you have, I really like it a lot. Thank you for the post, you do a very good job, keep it up.
Post a Comment