Saya bercerita ke seorang teman tentang pekerjaan saya sekarang. Dia cukup terkejut dan bilang "wah, selamat datang kembali ya, Eva. Yakin loe mau balik lagi ke kehidupan masa lalu?" Saya bertanya kehidupan yang mana. Dia bilang pada saat-saat saya sibuk mengerjakan printilan kecil-kecil.
Teman saya salah paham. (moga-moga). Soalnya printilan itu bukanlah masalah saya. Yang dulu menjadi masalah adalah bahwa saya itu gak ngerti kemana hidup saya ini akan mengarah. Saya gak ngerti untuk apa saya ini hidup. Masalahnya adalah saya terlalu sibuk sama hal-hal kecil dan khawatir sama hal-hal yang gak penting, sampai-sampai saya lupa sama gambaran yang lebih umum, tujuan yang lebih besar. Masalahnya saya menjadi seorang perfectionist dalam pekerjaan dan berusaha terlalu keras untuk tetap gaul sama terlalu banyak orang.
Sekarang, paling sedikit saya merasa, sudah berbeda. Waktu kerja saya adalah jam delapan pagi sampe jam lima sore. Selain itu, saya pakai untuk keluarga, teman dan diri sendiri. Kerja boleh menyita waktu saya, tapi bukan jiwa saya. Jiwa saya harus tetap berada di tempatnya -- di titik sentral dalam kehidupan saya.
Jangan salah sangka dulu. Saya tetap aja dengan standar saya yang tinggi itu. Saya berikan yang terbaik dan saya tetap meminta orang lain untuk memberikan yang terbaik, tapi ya sampai di situ saja. Tidak terobsesi. Saya 'melepaskan' banyak hal. Saya gak terlalu merasa terbeban lagi.
Dan saya udah merasa punya arah. Fungsi saya dalam masyarakat. Untuk pembangunan negara ini. Untuk perbaikan manusia yang ada di dalamnya. Saya baru mulai dan belum ada apa-apanya. Tapi minimal saya merasa ada di arah yang benar (amin).
Masa kanak-kanak dan sekolah saya telah membentuk sikap dasar saya. Tujuh tahun bekerja sebagai konsultan telah mengasah ketrampilan dan memberikan pengalaman nyata. Satu tahun sabbatical saya itu khusus untuk jiwa saya. Setelah tahun sebagai freelance telah secara lembut melandaskan kembali saya ke kehidupan kerja lagi. Semua mengarah ke kehidupan saya sekarang.
Saya sudah siap untuk tahap kehidupan saya sekarang ini. Dan rasa terima kasih tak terhingga kepada semua guru dan teman saya selama ini.
Teman saya yang berkomentar tadi salah paham (moga-moga). Saya tidak kembali ke kehidupan saya sebelumnya. Tidak berputar secara penuh. Lebih seperti spiral. Dalam beberapa hal, saya berada di titik yang sama, tapi tidak benar-benar begitu.
Satu-satunya putaran penuh yang saya inginkan, hanyalah ketika saya kembali kepada Tuhan.
Thursday, February 08, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment