[English]
Seperti biasa, saya punya 'kepercayaan' bahwa apa pun yang terjadi pada saya, yang diucapkan kepada saya, terbaca oleh saya dua kali, saya merasa itu adalah pesan khusus buat saya.
Minggu ini giliran kata-kata "kebaikan, kemurahan hati."
Hanya itu yang bisa saya katakan sekarang. Saya masih mencoba mencerna kenapa pesan itu disampaikan kepada saya.
Sunday, June 24, 2007
Friday, June 22, 2007
Kemarin
[English]
Kemarin itu bukan salah satu hari favorit saya di kantor. Rasanya terlalu banyak orang yang melewati tenggat waktunya (deadline maksudku). Dan mereka yang mengirimkan hasil kerjanya pun, hasilnya kurang memuaskan.
Bahkan ada satu saat dimana saya udah gak bisa ngomong apa-apa. (kebayang gak: saya, gak bisa ngomong apa-apa). Jadi bukannya saya mengeluarkan serentetan pertanyaan "kenapa" seperti biasanya, satu-satunya kalimat yang keluar dari mulut saya hanyalah "Oh for God's sake". Saat saya berhenti bertanya, justru merupakan saat untuk mulai merasa khawatir.
Waktunya rehat kopi.
post script: Saat-saat terbaik kemarin adalah ketika saya mau keluar dari pintu kantor, penerima tamu di kantor saya yang selalu menghibur itu melakukan gerakan-gerakan biasa (atau tidak biasa?) untuk mengucapkan selamat jalan, dengan senyuman (cengiran, cenderung nakal) seperti biasa. Dia mungkin gak sadar betapa dia telah membuat hari saya menjadi jauh lebih menyenangkan.
Namun, saat terbaik dari yag terbaik untuk kemarin adalah ketika saya pergi ke rumah baru kakak saya sepulang kerja dan kumpul bareng keluarga saya. Sekumpulan orang aneh yang paling menyenangi dan menyenangkan saya. Dan selalu ditemani dengan berbagai makanan plus cemilan nikmat.
Kemarin itu bukan salah satu hari favorit saya di kantor. Rasanya terlalu banyak orang yang melewati tenggat waktunya (deadline maksudku). Dan mereka yang mengirimkan hasil kerjanya pun, hasilnya kurang memuaskan.
Bahkan ada satu saat dimana saya udah gak bisa ngomong apa-apa. (kebayang gak: saya, gak bisa ngomong apa-apa). Jadi bukannya saya mengeluarkan serentetan pertanyaan "kenapa" seperti biasanya, satu-satunya kalimat yang keluar dari mulut saya hanyalah "Oh for God's sake". Saat saya berhenti bertanya, justru merupakan saat untuk mulai merasa khawatir.
Waktunya rehat kopi.
post script: Saat-saat terbaik kemarin adalah ketika saya mau keluar dari pintu kantor, penerima tamu di kantor saya yang selalu menghibur itu melakukan gerakan-gerakan biasa (atau tidak biasa?) untuk mengucapkan selamat jalan, dengan senyuman (cengiran, cenderung nakal) seperti biasa. Dia mungkin gak sadar betapa dia telah membuat hari saya menjadi jauh lebih menyenangkan.
Namun, saat terbaik dari yag terbaik untuk kemarin adalah ketika saya pergi ke rumah baru kakak saya sepulang kerja dan kumpul bareng keluarga saya. Sekumpulan orang aneh yang paling menyenangi dan menyenangkan saya. Dan selalu ditemani dengan berbagai makanan plus cemilan nikmat.
Thursday, June 14, 2007
Cara membicarakan atau memperlakukan orang
[English]
Bagaimana kita membicarakan seseorang ketika orang itu ada di sekitar kita memang penting.
Tapi lebih penting lagi adalah bagaimana kita membicarakan seseorang ketika orang itu sedang tidak ada di sekitar kita.
Bagaimana kita memperlakukan teman kita memang penting.
Tapi lebih penting lagi (dan lebih menarik) adalah bagaimana kita memperlakukan musuh kita.
Karena dua hal itu yang mendefinisikan karakter kita.
Apapun yang kita katakan tentang seseorang, harusnya kita bisa mengatakan hal yang sama (dengan cara yang sama pula), ketika orang itu ada di depan kita. Kalau tidak, kita sebenarnya sudah melewati batas.
Jangan pernah bilang hal ini susah diubah. Jangan juga kasih alasan bahwa “emang gitu, namanya juga manusia”. Karena ini semata adalah masalah latihan. Masalah kebiasaan.
Arfan Pradiansyah. Trijaya FM. Tadi sore.
PS: Pikiran menghasilkan maksud; maksud menghasilkan tindakan; tindakan membentuk kebiasaan; Kebiasaan menentukan karakter; dan karakter memastikan nasib.--Tryon Edwards
Bagaimana kita membicarakan seseorang ketika orang itu ada di sekitar kita memang penting.
Tapi lebih penting lagi adalah bagaimana kita membicarakan seseorang ketika orang itu sedang tidak ada di sekitar kita.
Bagaimana kita memperlakukan teman kita memang penting.
Tapi lebih penting lagi (dan lebih menarik) adalah bagaimana kita memperlakukan musuh kita.
Karena dua hal itu yang mendefinisikan karakter kita.
Apapun yang kita katakan tentang seseorang, harusnya kita bisa mengatakan hal yang sama (dengan cara yang sama pula), ketika orang itu ada di depan kita. Kalau tidak, kita sebenarnya sudah melewati batas.
Jangan pernah bilang hal ini susah diubah. Jangan juga kasih alasan bahwa “emang gitu, namanya juga manusia”. Karena ini semata adalah masalah latihan. Masalah kebiasaan.
Arfan Pradiansyah. Trijaya FM. Tadi sore.
PS: Pikiran menghasilkan maksud; maksud menghasilkan tindakan; tindakan membentuk kebiasaan; Kebiasaan menentukan karakter; dan karakter memastikan nasib.--Tryon Edwards
Wednesday, June 13, 2007
Ssst
[English]
Apa yang harus dilakukan apabila kita tahu sesuatu yang tidak diketahui orang lain? Apa yang harus dilakukan kalau (kita tahu) kita tidak boleh kasih tahu hal tersebut ke siapa pun juga? Kita tutup mulut rapat-rapat. Terima kasih atas kepercayaannya. Nya.
Tapi btw, Bapak Thich Nhat Hanh yang terhormat, kayaknya saya butuh pulau teduh Sati, Smarti, dan Panya-mu untuk membantu saya.
Apa yang harus dilakukan apabila kita tahu sesuatu yang tidak diketahui orang lain? Apa yang harus dilakukan kalau (kita tahu) kita tidak boleh kasih tahu hal tersebut ke siapa pun juga? Kita tutup mulut rapat-rapat. Terima kasih atas kepercayaannya. Nya.
Tapi btw, Bapak Thich Nhat Hanh yang terhormat, kayaknya saya butuh pulau teduh Sati, Smarti, dan Panya-mu untuk membantu saya.
Sunday, June 10, 2007
Persona: Mbak Lina
[English]
Saya senang sekali kalau bisa ketemu sama orang-orang inspirasional. Saya ketemu satu diantaranya minggu lalu: instruktur yoga saya Mbak Lina dari Balance Yoga, Yogyakarta.
Kalau dilihat penampilan sepintas, Mbak Lina tampak sederhana, layaknya seorang ibu Jawa. Namun impresi ini meningkat sangat kuat seiring dengan cerita-cerita tentang dirinya.
Saya akan cerita satu hal tentang beliau. Mbak Lina punya anak dengan downsyndrome. Tapi dia tidak menyerah. Dia tetap dengan sikap positifnya dan pergi ke sana kemari untuk membantu anaknya bertumbuh.
Anaknya tumbuh menjadi anak yang luar biasa. Namun Mbak Lina tidak berhenti di situ. Ia mendirikan sebuah yayasan untuk membantu keluarga dengan anak downsyndrome.
Dia mengatakan bahwa dalam kasus seperti ini, kuncinya ada di sang ibu. Ibu yang akan membuat anaknya bertumbuh atau sebaliknya. (Salam hormat untuk semua ibu, peluk cium untuk Ibu saya).
Saya bercerita tentang Mbak Lina ini ke teman saya. Say bilang yang terpikir oleh saya ketika bertemu dengan si Mbak Lina ini adalah: weleh, saya belum ada apa-apanya. Tanggapan teman saya ketika itu adalah: wah kalau itu mah gua sering merasakannya, bahwa gua belum ada apa-apanya. He he, tertampar rasanya saya.
Saya senang sekali kalau bisa ketemu sama orang-orang inspirasional. Saya ketemu satu diantaranya minggu lalu: instruktur yoga saya Mbak Lina dari Balance Yoga, Yogyakarta.
Kalau dilihat penampilan sepintas, Mbak Lina tampak sederhana, layaknya seorang ibu Jawa. Namun impresi ini meningkat sangat kuat seiring dengan cerita-cerita tentang dirinya.
Saya akan cerita satu hal tentang beliau. Mbak Lina punya anak dengan downsyndrome. Tapi dia tidak menyerah. Dia tetap dengan sikap positifnya dan pergi ke sana kemari untuk membantu anaknya bertumbuh.
Anaknya tumbuh menjadi anak yang luar biasa. Namun Mbak Lina tidak berhenti di situ. Ia mendirikan sebuah yayasan untuk membantu keluarga dengan anak downsyndrome.
Dia mengatakan bahwa dalam kasus seperti ini, kuncinya ada di sang ibu. Ibu yang akan membuat anaknya bertumbuh atau sebaliknya. (Salam hormat untuk semua ibu, peluk cium untuk Ibu saya).
Saya bercerita tentang Mbak Lina ini ke teman saya. Say bilang yang terpikir oleh saya ketika bertemu dengan si Mbak Lina ini adalah: weleh, saya belum ada apa-apanya. Tanggapan teman saya ketika itu adalah: wah kalau itu mah gua sering merasakannya, bahwa gua belum ada apa-apanya. He he, tertampar rasanya saya.
Saturday, June 09, 2007
Hening
[ English]
Saya punya ‘kepercayaan’ bahwa kalau ada sesuatu yang terjadi atau saya dengar sampai dua kali, apalagi kalau kedua kejadian berdekatan, maka saya merasa itu adalah ‘pesan’ buat saya, sesuatu yang harus saya renungi.
Minggu ini, sesuatu itu adalah: hening. Hening di dalam diri. Keheningan murni.
Kamis sore, saya mendengarkan radio talk show yang kebetulan membincangkan tentang hening. Kemudian, tadi malam obrolan saya dengan teman-teman pun salah satunya menyinggung topik hening.
Siapa pun yang pernah membaca blog saya atau mengenai saya tahu bahwa saya sangat menyukai hal-hal yang berbau spiritualitas, apa pun arti kata spiritualitas itu bagi Anda. Jadi topik hening bukanlah sesuatu yang baru, secara teori. Secara praktek, hidup saya masih dipenuhi dengan keterburu-buruan dan kebisingan.
Saya meng-sms pertanyaan saya ke radio. Talk show sudah hampir selesai, jadi mereka hanya membacakan pertanyaan saya secara cepat. Satu-satunya tanggapan yang saya dapatkan dari si pembicara hanyalah “itu masalah teknis ya”.
Tanggapan yang pas banget buat saya. Mungkin saya memang terlalu stuck dengan hal-hal teknis, padahal harusnya saya hanya perlu membiarkannya, membiarkan diri. Dalam keheningan.
Setelah menulis ini, saya lantas mencari kata “hening” di google dan wikipedia. Tampaknya perjalanan saya masih sangat jauh.
Saya punya ‘kepercayaan’ bahwa kalau ada sesuatu yang terjadi atau saya dengar sampai dua kali, apalagi kalau kedua kejadian berdekatan, maka saya merasa itu adalah ‘pesan’ buat saya, sesuatu yang harus saya renungi.
Minggu ini, sesuatu itu adalah: hening. Hening di dalam diri. Keheningan murni.
Kamis sore, saya mendengarkan radio talk show yang kebetulan membincangkan tentang hening. Kemudian, tadi malam obrolan saya dengan teman-teman pun salah satunya menyinggung topik hening.
Siapa pun yang pernah membaca blog saya atau mengenai saya tahu bahwa saya sangat menyukai hal-hal yang berbau spiritualitas, apa pun arti kata spiritualitas itu bagi Anda. Jadi topik hening bukanlah sesuatu yang baru, secara teori. Secara praktek, hidup saya masih dipenuhi dengan keterburu-buruan dan kebisingan.
Saya meng-sms pertanyaan saya ke radio. Talk show sudah hampir selesai, jadi mereka hanya membacakan pertanyaan saya secara cepat. Satu-satunya tanggapan yang saya dapatkan dari si pembicara hanyalah “itu masalah teknis ya”.
Tanggapan yang pas banget buat saya. Mungkin saya memang terlalu stuck dengan hal-hal teknis, padahal harusnya saya hanya perlu membiarkannya, membiarkan diri. Dalam keheningan.
Setelah menulis ini, saya lantas mencari kata “hening” di google dan wikipedia. Tampaknya perjalanan saya masih sangat jauh.
Subscribe to:
Posts (Atom)