[English]
Hari ini terasa begitu melelahkan. Saya pikir saya bakal mau sakit. Rasanya ingin pulang dan ketemu sama keluarga. Kemudian, saya berjalan pulang. Perjalanan terasa berjalan lambat. Namun, tubuh berangsur membaik, sedikit demi sedikit.
Akhirnya, saya tiba di rumah. Dan entah bagaimana, terasa lega. Seperti beban berat telah diangkat dari pundak saya. Saya ngobrol dengan keluarga. Tertawa. Makan malam.
Senangnya berada di rumah. Senangnya punya tempat yang bisa kita sebut “rumah”. Terima kasih.
Tuesday, July 31, 2007
Thursday, July 19, 2007
Worth it gak sih
[English]
Seorang temannya teman lembur setiap hari. Tiap hari dia terus berada di kantor hingga larut. Suatu malam dia meng-sms manajernya, "saya lelah sekali." Dia meng-sms manajernya dua kali. Akhirnya, dia pulang.
Setelah itu, teman-temannya mendengar, sang teman telah meninggal dunia. Kalau sudah seperti ini, jadi bertanya-tanya dalam diri, worth it gak sih semua ini?
Seorang temannya teman lembur setiap hari. Tiap hari dia terus berada di kantor hingga larut. Suatu malam dia meng-sms manajernya, "saya lelah sekali." Dia meng-sms manajernya dua kali. Akhirnya, dia pulang.
Setelah itu, teman-temannya mendengar, sang teman telah meninggal dunia. Kalau sudah seperti ini, jadi bertanya-tanya dalam diri, worth it gak sih semua ini?
Saturday, July 14, 2007
Dibantu gak?
[English]
Teman saya ada yang diberikan kelebihan dari segi materi. Satu kelebihan yang menimbulkan dilema. Satu kelebihan yang sering disalahgunakan oleh orang lain.
Orang lantas menganggap dia gudang uang dengan persediaan tak terbatas. Ada saja ‘teman’, keluarga, sanak famili yang datang ke dia untuk pinjam atau meminta uang. Dengan alasan beragam tentunya. Sakit. Anak sekolah. Bayar sewa rumah. Pelunasan hutang yang lain (dengan bunga). Buka usaha.
Kalau sudah begitu, teman saya bingung, bantu gak ya? Bukannya pelit, dia hanya bimbang. Gimana tahu kalau orang yang datang itu jujur dan tidak neko-neko? Kok alasan pinjam uangnya seperti itu? Denger-denger dia agak 'gak bener'. Apalagi kalau orang itu meminta bukan untuk pertama kalinya.
Saya mengerti kebimbangannya. Saya ikut bingung. Dibantu gak ya?
Teman saya ada yang diberikan kelebihan dari segi materi. Satu kelebihan yang menimbulkan dilema. Satu kelebihan yang sering disalahgunakan oleh orang lain.
Orang lantas menganggap dia gudang uang dengan persediaan tak terbatas. Ada saja ‘teman’, keluarga, sanak famili yang datang ke dia untuk pinjam atau meminta uang. Dengan alasan beragam tentunya. Sakit. Anak sekolah. Bayar sewa rumah. Pelunasan hutang yang lain (dengan bunga). Buka usaha.
Kalau sudah begitu, teman saya bingung, bantu gak ya? Bukannya pelit, dia hanya bimbang. Gimana tahu kalau orang yang datang itu jujur dan tidak neko-neko? Kok alasan pinjam uangnya seperti itu? Denger-denger dia agak 'gak bener'. Apalagi kalau orang itu meminta bukan untuk pertama kalinya.
Saya mengerti kebimbangannya. Saya ikut bingung. Dibantu gak ya?
Tetaplah bermimpi, teman-teman
[English]
Senang rasanya mendengar teman dengan mimpi-mimpinya. Ikut semangat rasanya. Saya yakin sekali semua itu bermulai dari mimpi. Tapi ndak boleh berhenti di situ. Mimpi harus menjadi objektif, dengan target. Terus ada langkah-langkah menuju ke sana.
Karena itu setiap ada orang menceritakan mimpinya kepada saya, saya cenderung mengatakan “bagus tuh. Wujudkan donk.” Kadang saya berpikir saya lebih percaya pada kemampuan teman-teman saya ketimbang mereka terhadap diri mereka sendiri.
Kehidupan sering membuat kita takut berangan. Membuat kita memilih mengambil langkah “pragmatis” dengan segala alasan ‘logis’. Akhirnya, kita cenderung status quo, walau disertai dengan letupan keluhan di sana-sini. Percuma.
Lantas otak saya berputar bagaimana membantu mimpinya jadi kenyataan. Entah itu sumbang ide, atau saya mencari orang yang kira-kira bisa membantu dia mewujudkan mimpinya.
Ada teman yang ingin buat warung kopi. Hayuk. Buat spiritual healing center di luar kota. Hayuk. Buat center serupa di dalam kota. Hayuk juga. Buat gerakan untuk mengingatkan kita tentang nilai-nilai masyarakat yang terlupakan. Boleh juga.
Buat sekolah gratis. Dengan senang hati. Buat perusahaan yang membantu perusahaan lain untuk mempertajam kegiatan sosialnya. Tob. Jadi penulis. Kenapa tidak? Bahkan ada yang mau jadi gubernur. Boleh juga, negara butuh orang seperti dia.
Orang hanya terbatasi oleh angannya. Teruslah bermimpi.
.mulailah melakukan sesuatu. Apa pun itu.
Senang rasanya mendengar teman dengan mimpi-mimpinya. Ikut semangat rasanya. Saya yakin sekali semua itu bermulai dari mimpi. Tapi ndak boleh berhenti di situ. Mimpi harus menjadi objektif, dengan target. Terus ada langkah-langkah menuju ke sana.
Karena itu setiap ada orang menceritakan mimpinya kepada saya, saya cenderung mengatakan “bagus tuh. Wujudkan donk.” Kadang saya berpikir saya lebih percaya pada kemampuan teman-teman saya ketimbang mereka terhadap diri mereka sendiri.
Kehidupan sering membuat kita takut berangan. Membuat kita memilih mengambil langkah “pragmatis” dengan segala alasan ‘logis’. Akhirnya, kita cenderung status quo, walau disertai dengan letupan keluhan di sana-sini. Percuma.
Lantas otak saya berputar bagaimana membantu mimpinya jadi kenyataan. Entah itu sumbang ide, atau saya mencari orang yang kira-kira bisa membantu dia mewujudkan mimpinya.
Ada teman yang ingin buat warung kopi. Hayuk. Buat spiritual healing center di luar kota. Hayuk. Buat center serupa di dalam kota. Hayuk juga. Buat gerakan untuk mengingatkan kita tentang nilai-nilai masyarakat yang terlupakan. Boleh juga.
Buat sekolah gratis. Dengan senang hati. Buat perusahaan yang membantu perusahaan lain untuk mempertajam kegiatan sosialnya. Tob. Jadi penulis. Kenapa tidak? Bahkan ada yang mau jadi gubernur. Boleh juga, negara butuh orang seperti dia.
Orang hanya terbatasi oleh angannya. Teruslah bermimpi.
.mulailah melakukan sesuatu. Apa pun itu.
Rumah aman
[English]
Punya gak tempat dimana kita ngerasa bisa nangis dan curhat dengan bebasnya, tanpa takut orang melirik setengah mata dengan pandangan curiga dan penuh penilaian? Saya punya. Dulu saya punya. Gereja Katholik.
Kalau ditilik dari KTP, saya bukan seorang Katholik. Tapi saya merasa diterima di tempat itu. Saya dulu sering ke sana. Bahkan ada masa-masa saya datang setiap hari. Mungkin jika dilihat dari sejarah, gereja merupakan rumah aman buat banyak orang. Gereja merupakan rumah aman juga buat saya. Dulu.
Tapi sekarang, di sini, dimana agama ini bukan merupakan mayoritas, dimana kita merasa kita kenal sama semua orang, dimana kita tahu orang begitu sensitif terhadap ritual-ritual lintas agama, tiba-tiba rumah aman terasa tidak seaman itu lagi.
Kangen.
Punya gak tempat dimana kita ngerasa bisa nangis dan curhat dengan bebasnya, tanpa takut orang melirik setengah mata dengan pandangan curiga dan penuh penilaian? Saya punya. Dulu saya punya. Gereja Katholik.
Kalau ditilik dari KTP, saya bukan seorang Katholik. Tapi saya merasa diterima di tempat itu. Saya dulu sering ke sana. Bahkan ada masa-masa saya datang setiap hari. Mungkin jika dilihat dari sejarah, gereja merupakan rumah aman buat banyak orang. Gereja merupakan rumah aman juga buat saya. Dulu.
Tapi sekarang, di sini, dimana agama ini bukan merupakan mayoritas, dimana kita merasa kita kenal sama semua orang, dimana kita tahu orang begitu sensitif terhadap ritual-ritual lintas agama, tiba-tiba rumah aman terasa tidak seaman itu lagi.
Kangen.
Thursday, July 12, 2007
Taufik Savalas II
[English]
Masih meneruskan topik yang mirip. Dari sisi lain. Sesampai di rumah, saya menyalakan TV. Kata ibu saya, orang yang melayat banyaknya luar biasa. Alhamdulillah, subhanallah. Begitu besar perhatian orang terhadap kematian seorang Taufik Savalas.
Acara di channel itu selesai, saya tekan tombol remote control TV saya, berpindah ke Metro TV. Pas saat itu diberitakan adanya kapal laut tenggelam, bersama 120 orang penumpangnya. Baru 30 ditemukan, dua diantaranya meninggal dunia.
120 orang menghilang dan kemungkinan meninggal dalam kecelakaan ini. Saya bertanya-tanya berapa besar perhatian orang terhadap nasib 120 orang ini? Atau 30 juta orang yang hidup di bawah garis kemiskinan di Indonesia.
Masih meneruskan topik yang mirip. Dari sisi lain. Sesampai di rumah, saya menyalakan TV. Kata ibu saya, orang yang melayat banyaknya luar biasa. Alhamdulillah, subhanallah. Begitu besar perhatian orang terhadap kematian seorang Taufik Savalas.
Acara di channel itu selesai, saya tekan tombol remote control TV saya, berpindah ke Metro TV. Pas saat itu diberitakan adanya kapal laut tenggelam, bersama 120 orang penumpangnya. Baru 30 ditemukan, dua diantaranya meninggal dunia.
120 orang menghilang dan kemungkinan meninggal dalam kecelakaan ini. Saya bertanya-tanya berapa besar perhatian orang terhadap nasib 120 orang ini? Atau 30 juta orang yang hidup di bawah garis kemiskinan di Indonesia.
Taufik Savalas I
[English]
Pagi ini orang-orang dikejutkan oleh meninggalnya Taufik Savalas, selebriti jenaka yang terkenal baik dan rendah hati, akibat kecelakaan. Semua datang dari Tuhan dan semua akan kembali padanya.
Saya terharu sekali mendengar kesan-kesan yang dicetuskan oleh teman-teman Taufik yang diwawancara. Simpati dari masyarakat terhadap kematian beliau yang begitu mendadak ini tampak sekali dalam kehebohan berita yang ditayangkan di TV dan diperdengarkan di radio.
“Dia bukan orang besar, tapi dia orang baik,” kata Ulfa, salah satu sahabatnya. Sabar dan menyenangkan buat semua orang.
Menyenangkan buat semua orang. Itu juga topik obrolan yang saya dengar di radio sepulang saya dari kantor. Pesan hari ini, rupanya. Menyenangkan, nyaman buat semua orang.
Kematian seseorang selalu membuat kita berpikir tentang kematian kita sendiri. Kira-kira, kalau kita meninggal, kesan apa yang tertanam di benak teman atau keluarga kita?
Pagi ini orang-orang dikejutkan oleh meninggalnya Taufik Savalas, selebriti jenaka yang terkenal baik dan rendah hati, akibat kecelakaan. Semua datang dari Tuhan dan semua akan kembali padanya.
Saya terharu sekali mendengar kesan-kesan yang dicetuskan oleh teman-teman Taufik yang diwawancara. Simpati dari masyarakat terhadap kematian beliau yang begitu mendadak ini tampak sekali dalam kehebohan berita yang ditayangkan di TV dan diperdengarkan di radio.
“Dia bukan orang besar, tapi dia orang baik,” kata Ulfa, salah satu sahabatnya. Sabar dan menyenangkan buat semua orang.
Menyenangkan buat semua orang. Itu juga topik obrolan yang saya dengar di radio sepulang saya dari kantor. Pesan hari ini, rupanya. Menyenangkan, nyaman buat semua orang.
Kematian seseorang selalu membuat kita berpikir tentang kematian kita sendiri. Kira-kira, kalau kita meninggal, kesan apa yang tertanam di benak teman atau keluarga kita?
Wednesday, July 11, 2007
"Nanti kalau kaya, aku mau aktif di kegiatan sosial"
[English]
Saya sering sekali mendengar kata ini. Terlalu sering. Masalahnya, orang merasa gak kaya-kaya. Orang selalu merasa terlalu sibuk dengan segala prioritas lain sehingga tidak pernah terlibat dengan segala yang berhubungan dengan kegiatan sosial.
Balik ke masalah "kaya". Saya rasa semua orang tahu bahwa membantu tidak perlu berarti dengan uang, jadi tidak perlu menunggu kaya. Tadi siang, baru saja saya mendiskusikan ini dengan teman saya. Kemudian saya bercerita..
Ada teman saya, Prita. Dia suka membuat nasi bungkus untuk orang-orang tuna wisma. Dan dia membuat sendiri nasi bungkusnya. Selain hemat, itu juga "biar lebih terasa".
Suatu hari, tetangganya datang kepada Prita. Tetangganya itu orang yang hidupnya pas-pasan. Sang tetangga bilang, "Mbak, saya gak punya banyak uang, jadi saya tidak bisa menyumbang uang."
Dia kemudian menambahkan, dengan sangat tulus, "Tetapi boleh gak saya membantu memasakkan dan membagikan nasi bungkus itu?"
Tidak perlu uang memang. Tenaga juga bisa. Pemikiran juga bisa. Niat pun sudah disyukuri. Senyum pun amal.
.mulailah melakukan sesuatu. apa pun itu.
Saya sering sekali mendengar kata ini. Terlalu sering. Masalahnya, orang merasa gak kaya-kaya. Orang selalu merasa terlalu sibuk dengan segala prioritas lain sehingga tidak pernah terlibat dengan segala yang berhubungan dengan kegiatan sosial.
Balik ke masalah "kaya". Saya rasa semua orang tahu bahwa membantu tidak perlu berarti dengan uang, jadi tidak perlu menunggu kaya. Tadi siang, baru saja saya mendiskusikan ini dengan teman saya. Kemudian saya bercerita..
Ada teman saya, Prita. Dia suka membuat nasi bungkus untuk orang-orang tuna wisma. Dan dia membuat sendiri nasi bungkusnya. Selain hemat, itu juga "biar lebih terasa".
Suatu hari, tetangganya datang kepada Prita. Tetangganya itu orang yang hidupnya pas-pasan. Sang tetangga bilang, "Mbak, saya gak punya banyak uang, jadi saya tidak bisa menyumbang uang."
Dia kemudian menambahkan, dengan sangat tulus, "Tetapi boleh gak saya membantu memasakkan dan membagikan nasi bungkus itu?"
Tidak perlu uang memang. Tenaga juga bisa. Pemikiran juga bisa. Niat pun sudah disyukuri. Senyum pun amal.
.mulailah melakukan sesuatu. apa pun itu.
Kembali ke sekolah
[English]
Minggu depan anak-anak sudah kembali ke sekolah. Anak-anakmu atau ponakanmu pada mulai sekolah lagi gak?
Boleh saya bertanya, bagaimana dengan anak-anak supir, pembantu, office boy, satpammu? Mereka juga kembali ke sekolah? Sudah ditanyakan?
Gambar: Sekolah Istiqon-nya Ibu Sudan.
.mulailah melakukan sesuatu. apa pun itu.
Minggu depan anak-anak sudah kembali ke sekolah. Anak-anakmu atau ponakanmu pada mulai sekolah lagi gak?
Boleh saya bertanya, bagaimana dengan anak-anak supir, pembantu, office boy, satpammu? Mereka juga kembali ke sekolah? Sudah ditanyakan?
Gambar: Sekolah Istiqon-nya Ibu Sudan.
.mulailah melakukan sesuatu. apa pun itu.
Semarang
Sunday, July 08, 2007
Catatan: Quraish Shihab – Hal yang disukai-Nya
[English]
Kita suka beribadah dengan apa yang kita senangi, dan bukan yang disenangi Allah. Senang melakukan puasa sunnah, shalat tahajud, tetapi tetap dengki, kikir dan berbohong. Lebih senang menghias diri ketimbang membersihkan diri.
Padahal, dalam sebuah hadits kudtsi, disebutkan bahwa, apabila seseorang mendekati-Ku dengan apa yang Aku senangi, maka Aku akan senang padanya. Apabila Aku telah senang pada seseorang, maka penglihatan-Ku-lah yang digunakan untuk penglihatannya, pendengaran-Ku-lah yang digunakan untuk pendengarannya, tangan-Ku-lah yang digunakan untuk menggenggam olehnya, dan kaki-Ku-lah yang ia gunakan untuk berjalan.
Karena itu, penting untuk mengetahui hal-hal apa yang disukai Allah. Yang paling banyak diulang dalam Al Qur’an, adalah Allah senang pada orang-orang mukhsinin yang:
- Adil, yaitu adil yang menyenangkan kedua pihak yang berselisih.
- (tetap) Berbuat baik pada orang-orang yang telah menyakiti hatinya.
Catatan lengkap dapat di-download dari sini.
Cerna apa yang bisa diterima, hargai perbedaan di antara kita. Setiap orang sesuai dengan kebutuhan dan tahap pertumbuhannya masing-masing.
Kita suka beribadah dengan apa yang kita senangi, dan bukan yang disenangi Allah. Senang melakukan puasa sunnah, shalat tahajud, tetapi tetap dengki, kikir dan berbohong. Lebih senang menghias diri ketimbang membersihkan diri.
Padahal, dalam sebuah hadits kudtsi, disebutkan bahwa, apabila seseorang mendekati-Ku dengan apa yang Aku senangi, maka Aku akan senang padanya. Apabila Aku telah senang pada seseorang, maka penglihatan-Ku-lah yang digunakan untuk penglihatannya, pendengaran-Ku-lah yang digunakan untuk pendengarannya, tangan-Ku-lah yang digunakan untuk menggenggam olehnya, dan kaki-Ku-lah yang ia gunakan untuk berjalan.
Karena itu, penting untuk mengetahui hal-hal apa yang disukai Allah. Yang paling banyak diulang dalam Al Qur’an, adalah Allah senang pada orang-orang mukhsinin yang:
- Adil, yaitu adil yang menyenangkan kedua pihak yang berselisih.
- (tetap) Berbuat baik pada orang-orang yang telah menyakiti hatinya.
Catatan lengkap dapat di-download dari sini.
Cerna apa yang bisa diterima, hargai perbedaan di antara kita. Setiap orang sesuai dengan kebutuhan dan tahap pertumbuhannya masing-masing.
Untuk mama
[English]
Saya mengutip kutipan ini Mbak Lita. Tulisan ini aslinya dibuat oleh Ira Lathief pada bulan Agustus 2006 dengan judul "Dont know what i've got till it's gone..."
Satu setengah tahun yang lalu Mama ku pergi menghadap Tuhan. Sangat banyak hal2 yang belum sempat aku sampaikan kepadanya....
"Ma...akhirnya ira diterima kerja...ini berkat doa Mama"
"Ma...ini gaji pertama ira ...semuanya hadiah buat Mama aja"
"Ma...ira bentar lagi dapat bonus ..nanti gajian kita jalan-jalan ya"
Juga, pada saatnya nanti, tak bisa lagi aku sampaikan kepadanya...
"Ma...kenalin, ini calon suamiku..."
"Ma...mohon do'a restunya, ira mau menikah..."
"Ma...ini cucu Mama, ajarin ira jadi ibu yang baik seperti Mama ya..."
Arti seorang ibu seperti udara bagi kehidupan manusia. Begitu besar arti kehadirannya... namun seringkali kita tidak menyadari.... Sampai saat kita harus kehilangannya!
Dipersembahkan untuk semua ibu yang ada di dunia ini. Peluk cium dan cinta untuk ibuku tersayang.
Postscript: Saya mengirimkan ini kepada seorang teman. Jawabannya: sayangilah ibumu, selagi dia masih bersamamu.
Saya mengutip kutipan ini Mbak Lita. Tulisan ini aslinya dibuat oleh Ira Lathief pada bulan Agustus 2006 dengan judul "Dont know what i've got till it's gone..."
Satu setengah tahun yang lalu Mama ku pergi menghadap Tuhan. Sangat banyak hal2 yang belum sempat aku sampaikan kepadanya....
"Ma...akhirnya ira diterima kerja...ini berkat doa Mama"
"Ma...ini gaji pertama ira ...semuanya hadiah buat Mama aja"
"Ma...ira bentar lagi dapat bonus ..nanti gajian kita jalan-jalan ya"
Juga, pada saatnya nanti, tak bisa lagi aku sampaikan kepadanya...
"Ma...kenalin, ini calon suamiku..."
"Ma...mohon do'a restunya, ira mau menikah..."
"Ma...ini cucu Mama, ajarin ira jadi ibu yang baik seperti Mama ya..."
Arti seorang ibu seperti udara bagi kehidupan manusia. Begitu besar arti kehadirannya... namun seringkali kita tidak menyadari.... Sampai saat kita harus kehilangannya!
Dipersembahkan untuk semua ibu yang ada di dunia ini. Peluk cium dan cinta untuk ibuku tersayang.
Postscript: Saya mengirimkan ini kepada seorang teman. Jawabannya: sayangilah ibumu, selagi dia masih bersamamu.
Bermimpilah
[English]
Masih dari wawancara Yos Luhukay. Orang hanya dibatasi dengan angan, dengan mimpi kita. Seberapa berani kita bermimpi? Mungkin kebanyakan dari kita bersikap pragmatis, realistis. Terjebak dengan keadaan sekarang.
Jangan terbatasi dengan keadaan. Mulai dari akhir. Coba dibayangkan, punya visi, kira-kira apa yang ingin kita capai, di usia tertentu, dalam hal pekerjaan, pribadi, keluarga, dan spiritualitas. Setelah itu baru, telusuri balik apa yang harus kita lakukan untuk mencapainya.
Apakah apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita visikan? Tentukan sampai kapan kita akan ada di tempat kita sekarang, dengan jabatan akhir apa.
Kata-kata ini membuat saya berpikir. Saya sudah terbayang apa yang saya ingin lakukan. Saya jadi bertanya-tanya pada diri sendiri, apa yang sudah saya lakukan untuk mencapainya? Rasanya tidak terlalu banyak. Belum cukup banyak.
Sedih jadinya. Eh, gak boleh sedih ya. Harus berusaha.
Masih dari wawancara Yos Luhukay. Orang hanya dibatasi dengan angan, dengan mimpi kita. Seberapa berani kita bermimpi? Mungkin kebanyakan dari kita bersikap pragmatis, realistis. Terjebak dengan keadaan sekarang.
Jangan terbatasi dengan keadaan. Mulai dari akhir. Coba dibayangkan, punya visi, kira-kira apa yang ingin kita capai, di usia tertentu, dalam hal pekerjaan, pribadi, keluarga, dan spiritualitas. Setelah itu baru, telusuri balik apa yang harus kita lakukan untuk mencapainya.
Apakah apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita visikan? Tentukan sampai kapan kita akan ada di tempat kita sekarang, dengan jabatan akhir apa.
Kata-kata ini membuat saya berpikir. Saya sudah terbayang apa yang saya ingin lakukan. Saya jadi bertanya-tanya pada diri sendiri, apa yang sudah saya lakukan untuk mencapainya? Rasanya tidak terlalu banyak. Belum cukup banyak.
Sedih jadinya. Eh, gak boleh sedih ya. Harus berusaha.
Jadikan dirimu “obsolete”
[English]
Apa terjemahan “obsolete” dalam Bahasa Indonesia? Sudah tak terpakai lagi, karena fungsinya sudah tergantikan oleh yang lain. Nah, apa tuh bahasa Indonesianya? Usang?
Apa pun kata dalam Bahasa Indonesianya, saran yang brilian ini keluar dari mulut seorang Yos Luhukay dalam wawancara di Trijaya FM Jumat sore lalu.
Dimana pun dirimu berada, jadikan dirimu ‘obsolete’. Latih orang-orang di sekitarmu untuk dapat melakukan apa yang biasanya kaulakukan, sehingga kamu menjadi ‘obsolete’ (dan kemudian bisa pergi kapanpun semaumu).
Baru-baru ini saya membantu mempersiapkan suatu acara proyek saya. Yang saya lakukan hanyalah memberikan masukan sedikit. Selain itu, semua dilakukan oleh teman-teman saya.
Saya senang dan bangga melihat acara tersebut berjalan lancar. Saya merasa saya telah menjadi ‘obsolete’. Dan saya merasa senang.
-Mungkin kini saya bisa pergi. Mungkin sudah saatnya bagi saya untuk pergi. Tanda kedua.-
Apa terjemahan “obsolete” dalam Bahasa Indonesia? Sudah tak terpakai lagi, karena fungsinya sudah tergantikan oleh yang lain. Nah, apa tuh bahasa Indonesianya? Usang?
Apa pun kata dalam Bahasa Indonesianya, saran yang brilian ini keluar dari mulut seorang Yos Luhukay dalam wawancara di Trijaya FM Jumat sore lalu.
Dimana pun dirimu berada, jadikan dirimu ‘obsolete’. Latih orang-orang di sekitarmu untuk dapat melakukan apa yang biasanya kaulakukan, sehingga kamu menjadi ‘obsolete’ (dan kemudian bisa pergi kapanpun semaumu).
Baru-baru ini saya membantu mempersiapkan suatu acara proyek saya. Yang saya lakukan hanyalah memberikan masukan sedikit. Selain itu, semua dilakukan oleh teman-teman saya.
Saya senang dan bangga melihat acara tersebut berjalan lancar. Saya merasa saya telah menjadi ‘obsolete’. Dan saya merasa senang.
-Mungkin kini saya bisa pergi. Mungkin sudah saatnya bagi saya untuk pergi. Tanda kedua.-
Dalam kenangan: Bu Zul
[English]
Minggu lalu ibu saya kehilangan seorang sahabat, Bu Zul. Terakhir saya bertemu dengan Ibu Zul adalah sekitar dua minggu lalu. Keluarga saya (12 orang) baru saja selesai sarapan bareng di salah satu rumah makan dekat rumah. Ibuku bersiteguh bahwa semua harus mampir ke rumah Ibu Zul, lengkap dengan oleh-oleh pancake dari rumah makan itu.
Ketika kami datang, Bu Zul sedang tiduran di kamarnya. Beliau tampak lebih lemah dari biasa. Saya agak kaget. Dia tampak.. Satu-satu dari kami menyalami beliau, dan untuk setiap dari kami, Bu Zul mengucapkan doanya, berbeda untuk tiap orang.
Tetap saja, cukup kaget juga mendengar berita bahwa beliau sudah tiada. Malam meninggalnya, beliau masih menelepon teman-temannya. Tengah malam, semua anaknya dipanggil untuk datang ke rumahnya.
Baru-baru ini beliau agak berselisih paham dengan salah satu anaknya, alhamdulillah hubungan sudah membaik sebelum ini. Kepada anak yang satu ini, beliau meminta maaf. Anaknya bilang, “Bukan mi, saya yang salah. Saya yang minta maaf.”
Bu Zul meminta anaknya untuk berzikir. Anaknya pun mengucapkan zikir dan Ibu Zul mengamini setiap kalimatnya. Setelah itu, Ibu Zul berdoa dalam Bahasa Jawa. Dan langsung menghembuskan nafas terakhir. Cara pergi yang begitu indah.
Semoga Tuhan memberikan kedamaian dan cahaya-Nya dalam sisa perjalanan beliau. Terima kasih sudah menjadi sahabat yang begitu baik dan setia bagi keluarga saya.
[Gambar: melati, bunga kesayangan Bu Zul. Diambil dari sini.]
Minggu lalu ibu saya kehilangan seorang sahabat, Bu Zul. Terakhir saya bertemu dengan Ibu Zul adalah sekitar dua minggu lalu. Keluarga saya (12 orang) baru saja selesai sarapan bareng di salah satu rumah makan dekat rumah. Ibuku bersiteguh bahwa semua harus mampir ke rumah Ibu Zul, lengkap dengan oleh-oleh pancake dari rumah makan itu.
Ketika kami datang, Bu Zul sedang tiduran di kamarnya. Beliau tampak lebih lemah dari biasa. Saya agak kaget. Dia tampak.. Satu-satu dari kami menyalami beliau, dan untuk setiap dari kami, Bu Zul mengucapkan doanya, berbeda untuk tiap orang.
Tetap saja, cukup kaget juga mendengar berita bahwa beliau sudah tiada. Malam meninggalnya, beliau masih menelepon teman-temannya. Tengah malam, semua anaknya dipanggil untuk datang ke rumahnya.
Baru-baru ini beliau agak berselisih paham dengan salah satu anaknya, alhamdulillah hubungan sudah membaik sebelum ini. Kepada anak yang satu ini, beliau meminta maaf. Anaknya bilang, “Bukan mi, saya yang salah. Saya yang minta maaf.”
Bu Zul meminta anaknya untuk berzikir. Anaknya pun mengucapkan zikir dan Ibu Zul mengamini setiap kalimatnya. Setelah itu, Ibu Zul berdoa dalam Bahasa Jawa. Dan langsung menghembuskan nafas terakhir. Cara pergi yang begitu indah.
Semoga Tuhan memberikan kedamaian dan cahaya-Nya dalam sisa perjalanan beliau. Terima kasih sudah menjadi sahabat yang begitu baik dan setia bagi keluarga saya.
[Gambar: melati, bunga kesayangan Bu Zul. Diambil dari sini.]
Thursday, July 05, 2007
Estafet: Rockin' Girl Blogger Award
[English]
Terima kasih ya Han, sudah memberikan tongkat estafet Rockin’ Girl Blogger Award. Lima perempuan:
Pilihan pertamaku, jatuh pada dirimu sendiri. Hanny dengan berada di sini-nya. Dulu saya punya buku berjudul “Write from the heart”. Kalau saya baru membaca, Hanny sudah melakukannya. Menulis dengan segenap hati.
Kedua, sama dengan pilihan Hanny, Mbak Lita dengan precious moments-nya. Blog yang didedikasikan untuk anaknya. Jarang sekali ada blog yang membuat saya menitikkan air mata. Cinta Ibu memang sepanjang zaman. Precious.
Ketiga, Han(n)y yang lain. Suryatmaning Hany dengan blog matahari dan bintang-nya. Semua hal itu menyenangkan dan menarik. Hidup itu anggap ringan dan santai saja. Pisang goreng di warung sebelah rumah pun terasa begitu menyenangkan kalau Hany yang menulis. Gak penting tapi kok ya sangat menarik. Gelo tea.
Keempat, mungkin tidak bisa dikunjungi oleh umum karena ada di friendster. Punya-nya Anne dengan Tequila shot for the soul-nya. Bisa dikira-kira gak isinya apa? Cool name. Cool pics. Cool girl.
Kelima (mulai mikir nih, siapa ya), Saya pilih Dee. Tapi bukan blog dia yang serius, Dee sebagai seorang yang kontemplatif rasanya sudah dikenal. Dee dengan pikiran-pikirannya yang gak penting, itu lebih menarik. Blog baru tapi kelihatan idenya ok banget. Menunjukkan bahwa banyak sekali gurauan-gurauan kecil dalam hidup yang terlewat begitu saja. Sayang.
Baiklah, silakan melanjutkan estafet.
Terima kasih ya Han, sudah memberikan tongkat estafet Rockin’ Girl Blogger Award. Lima perempuan:
Pilihan pertamaku, jatuh pada dirimu sendiri. Hanny dengan berada di sini-nya. Dulu saya punya buku berjudul “Write from the heart”. Kalau saya baru membaca, Hanny sudah melakukannya. Menulis dengan segenap hati.
Kedua, sama dengan pilihan Hanny, Mbak Lita dengan precious moments-nya. Blog yang didedikasikan untuk anaknya. Jarang sekali ada blog yang membuat saya menitikkan air mata. Cinta Ibu memang sepanjang zaman. Precious.
Ketiga, Han(n)y yang lain. Suryatmaning Hany dengan blog matahari dan bintang-nya. Semua hal itu menyenangkan dan menarik. Hidup itu anggap ringan dan santai saja. Pisang goreng di warung sebelah rumah pun terasa begitu menyenangkan kalau Hany yang menulis. Gak penting tapi kok ya sangat menarik. Gelo tea.
Keempat, mungkin tidak bisa dikunjungi oleh umum karena ada di friendster. Punya-nya Anne dengan Tequila shot for the soul-nya. Bisa dikira-kira gak isinya apa? Cool name. Cool pics. Cool girl.
Kelima (mulai mikir nih, siapa ya), Saya pilih Dee. Tapi bukan blog dia yang serius, Dee sebagai seorang yang kontemplatif rasanya sudah dikenal. Dee dengan pikiran-pikirannya yang gak penting, itu lebih menarik. Blog baru tapi kelihatan idenya ok banget. Menunjukkan bahwa banyak sekali gurauan-gurauan kecil dalam hidup yang terlewat begitu saja. Sayang.
Baiklah, silakan melanjutkan estafet.
Tuesday, July 03, 2007
Dana hibah untuk ide bisnis inovatif
[English]
Ada hal-hal yang memang patut untuk dipromosikan.
SENADA, sebuah proyek peningkatan daya saing Indonesia yang didanai USAID, meluncurkan dana hibah senilai 1.000.000 dolar Amerika bagi perusahaan, lembaga dan organisasi yang memiliki gagasan inovatif untuk menjadikan Indonesia lebih berdaya saing.
Inovasi yang diusulkan dapat berupa produk dan jasa baru yang dapat menambah nilai atau mengurangi biaya; inovasi adalah prakarsa yang mendapatkan atau mempertahankan pelanggan atau memberikan layanan baru, atau gagasan yang mampu menciptakan lingkungan yang lebih ramah usaha.
Apapun inovasinya, yang terpenting adalah manfaat dari inovasi tersebut tidak hanya dirasakan organisasi penerima hibah, tetapi juga memiliki dampak lebih luas terhadap peningkatan daya saing suatu rantai nilai industri.
Lihat websitenya Business Innovation Fund SENADA.
.mulailah melakukan sesuatu. apapun itu.
Ada hal-hal yang memang patut untuk dipromosikan.
SENADA, sebuah proyek peningkatan daya saing Indonesia yang didanai USAID, meluncurkan dana hibah senilai 1.000.000 dolar Amerika bagi perusahaan, lembaga dan organisasi yang memiliki gagasan inovatif untuk menjadikan Indonesia lebih berdaya saing.
Inovasi yang diusulkan dapat berupa produk dan jasa baru yang dapat menambah nilai atau mengurangi biaya; inovasi adalah prakarsa yang mendapatkan atau mempertahankan pelanggan atau memberikan layanan baru, atau gagasan yang mampu menciptakan lingkungan yang lebih ramah usaha.
Apapun inovasinya, yang terpenting adalah manfaat dari inovasi tersebut tidak hanya dirasakan organisasi penerima hibah, tetapi juga memiliki dampak lebih luas terhadap peningkatan daya saing suatu rantai nilai industri.
Lihat websitenya Business Innovation Fund SENADA.
.mulailah melakukan sesuatu. apapun itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)