Cerita ini gua, eh aku, eh saya, apa ya enakan nulisnya? Saya saja. Mendukung gerakan berbahasa Indonesia yang (lebih) baik.
Baru saja saya menonton ESPY (Penghargaan terhadap orang-orang di dunia olahraga oleh saluran TV olahraga ESPN). Ada satu penghargaan yang membuat saya terharu. Penghargaan untuk tim, yang jatuh pada tim bola basket John Ehret High School.
Sekolah ini berlokasi di pinggiran New Orleans, Louisiana – Negara bagian di Amerika Serikat yang tertampar angin ribut Katrina. Meskipun demikian, setelah badai menerpa, pelatih basket di sekolah itu tidak mau menyerah. Dia tetap mengumpulkan anak-anak muda di daerah itu untuk bermain basket. Semangat harus tetap ada. Hidup harus tetap berjalan.
Keadaan mereka bukannya membuat mereka berkecil hati, malah memompa semangat bermain dan mempererat kekompakan. Tidak ada yang menyangka mereka terus maju hingga memenangkan perlombaan bola basket di tingkat Negara bagian Louisiana. Bukan main.
Pemain sampai menumpang di rumah saudara atau teman, memakan makanan sumbangan masyarakat dan bermain seadanya dimana pun mereka bisa. Dan mereka bisa. Bisa menang malah.
Saya menulis ini seperti menulis cerita fiksi. Padahal ini nyata. Kalau niat disertai upaya dan semangat sudah ada, memang ternyata mimpi-mimpi itu bisa jadi kenyataan.
Pikiran saya melayang ke kondisi yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Cerita ini membangkitkan harapan saya. Saya yakin ada orang-orang yang semangat dan optimismenya sama tinggi dengan tim basket ini. Saya yakin ada orang-orang yang keras kepalanya seperti pelatih basket yang susah payah mengumpulkan anak-anak asuhannya dan memompa semangat mereka. Hanya saya saja yang belum menemukannya. Atau mungkin saya kurang peka? Saya yakin ada. Tabik untuk Anda.
Tuesday, July 25, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment